Unda

Rabu, 04 Agustus 2010

K.H. Rakhmat Abdullah

K.H. RAHMAT ABDULLAH dilahirkan di kota Jakarta pada
tanggal 3 Juli 1953. Putra kedua dari 4 bersaudara ini
hidup dari keluarga asala Betawi yang sederhana dan
taat beragama. Pada usia 11 tahun ia harus menapaki
hidupnya tanpa asuhan sang ayah, karena saat itu ia
telah menjadi seorang anak yatim.


Awal pendidikan resminya disamping dididik oleh kedua
orang tua, ia memasuki sebuah perguruan Islam yang
terkenal di Jakarta, yakni Perguruan Islam As
Syafi’iyah bimbingan KH. Abdullah Syafi’I hingga
menamatkan sekolah Aliyah (tingkat menengah) dengan
prestasi yang gemilang.

Rahmat Abdullah muda sangat berbeda dengan kaum remaja
seusianya pada saat itu. Ia taat beribadah, selain
memiliki karakter dan akhlaq yang mulia. Hari-harinya
dihabiskan untuk belajar, membaca dan membaca. Bahkan,
diusianya yang sangat muda ia telah memposisikan
dirinya sebagai “guru” di tempat ia menuntut ilmu.

Dunia Ilmu adalah dunia yang sangat melekat dalam
dirinya. Kegemaran membaca Al Quran dan aneka buku
membuat ia jauh lebih cepat matang dibandingkan
remaja-remaja lain pada umumnya. Disaat itulah ia
mulai banyak membaca karya pemikiran dan perjuangan
tokoh-tokoh seperti HOS Cokro Aminoto, Moh Natsir,
Hasan Al Banna, Sayyid Qutb, Abul A’la Maududi dan
tokoh-tokoh pergerakan islam lainnya. Disamping ia
tetap menekuni kitab-kitab klasik (kitab kuning)
sebagai warisan sejarah.

Kebersihan jiwanya telah mengantarkan Rahmat Abdullah
menjadi pemuda pembelajar cepat yang sangat cemerlang
seperti lautan ilmu tanpa menyandang gelar. Ia
perpaduan antara khazanah ilmu-ilmu keislaman klasik
dan pandangan Islam modern yang tidak dimiliki oleh
banyak orang yang berlabel Ustadz.

Dunia seni dan sastra sebagai media komunikasi budaya
juga merupakan bagian dari dirinya yang tak pernah
lepas. Antara bakat dan semangat telah melekat. Ia
gemar dzikir dan fikir, membaca fenomena alam yang
kemudian diekspresikan dalam bentuk produk seni,
seperti puisi, esai, butir-butir nasyid dan naskah
drama. Oleh karena itulah banyak orang cendrung
menjulukinya sebagai seorang “budayawan”.

Sebagai seraong da’I sejati, ia habiskan waktu, tenaga
serta pikirannya untuk kegiatan da’wah. Siang dan
malam dilaluinya dengan pengajian demi pengajian tanpa
mengenal lelah dan keluh kesah. Ia menjadi tempat
anak-anak muda berkonsultasi, berbagi rasa, curahan
hati tanpa ada batas waktu “pelayan umat”. Itulah
peran yang ia mainkan hingga kini.

Sebagai seorang Muballigh, ia dikenal memiliki
karakter yang khas. Kemampuan retorika tinggi yang
dihiasi oleh sentuhan sastra yang acap kali membuat
para pendengar menangis sebagaimana kemampuan ia
membangkitkan semangat yang menggelora ketika ia
mengangkat isu tentang JIHAD.

Beliau juga aktif mengisi ceramah di radio dan
televisi. Beliau adalah pengisi rubrik rutin “Titik
Pandang Rahmat Abdullah” di Radio Dakta Bekasi setiap
Sabtu jam 06.30 WIB. Di radio ini pula beliau
menggagas rubrik SAMARA yang disiarkan setiap malam
rabu.

Sebagai seorang penulis, beliau aktif menulis buku dan
mengisi rubrik dibeberapa majalah Islam seperti
majalah SABILI, ISHLAH, SAKSI, Da’watuna, dan UMMI,
TARBAWI. Di majalah yang terakhir inilah beliau secara
rutin mengisi rubrik Asasiyat yang kemudia oleh
Pustaka Da’watuna diterbitkan menjadi sebuah buku
dengan judul “Uktukmu Kader Da’wah” pada tahun 2005.
Buku inilah sebagai persembahan terakhir beliau.

Awal tahun 80an ia memasuki dunia Harakah Islamiyah
yang pada saat itu mulai tumbuh di Indonesia hingga
mengantarkan beliau sebagai pakar dalam bidang
TARBIYAH (Syaikh at Tarbiyah).

Dengan bermodalkan sepeda motor tua ia masuk kampung
keluar kampung, masuk kampus keluar kampus menabur
fikrah Islamiyah yang shahih dan syamil. Fikroh dan
manhaj da’wah yang didistribusikan ternyata mendapat
sambutan yang hangat dari berbagai kalangan yang
kemudian menjadi cikal bakal berdirinya PK Sejahtera.

Awal tahun 1990 beliau memasuki pengembangan dunia
pendidikan dan social secara formal, sebagai wujud
dari kepeduliannya terhadap lingkungan. Ia mendirikan
ISLAMIC CENTRE IQRO’ yang bergerak dalam bidang
pendidikan, social, dan da’wah di wilayah Pondok Gede,
Bekasi, Jawa Barat. Disinilah ia menetap dan disinilah
ia berekspresi mengembangkan citia citanya melalui
kajian-kajian kitab klasik setiap Ahad pagi.


Proses perjalanan da’wah yang panjang akhirnya telah
menggiringnya kepada keterlibatan dalam dunia politik
yang kini ia geluti. Partai Keadilan yang kemudian
berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera, adalah
bagian dari dirinya. Ia salah seorang pendiri dari
partai berbasis Islam intelektual itu.

Posisi kepemimpinan tinggi dalam partai telah pula
dijabatnya. Pada periode 2004/2005 beliau menjabat
sebagai ketua MPP (Majelis Pertimbangan Partai) dan
setelah itu baru saja dikukuhkan sebagai ketua Badan
Disiplin Organisasi PK Sejahtera untuk periode
2005-2010.

Hari hari kehidupannya diwarnai oleh kesibukan yang
luar biasa. Mengajar, memberi taujih pada acara
kepartaian, ceramah di berbagai stasiun radio dan
televisi, mengisi seminar seminar keislaman di
berbagai daerah dan luar negeri, menulis artikel di
sejumlah media cetak, disamping melakukan lobby
politik dengan berbagai kalangan. Hingga maut
menjemputnya.

SELAMAT JALAN MUJAHID DA’WAH
MURIDMU, KADER-KADERMU AKAN MENERUSKAN CITA-CITA
PERJUANGANMU

ALLAHU AKBAR 3 X

Tidak ada komentar:

Posting Komentar